Sunday, May 6, 2007

Buat foto bagus yuk...

Pasti banyak diantara kita yang sangat senang jeprat-jepret dengan kamera. Ya, sekedar membidikkan lensa, buat komposisi sedapatnya trus tekan tombol. Dan jepret (he he he mungkin bukan bunyi yang sebenarnya yach). Banyak orang yang enggan disebut fotografer, karena terkesan lebih serius dan membutuhkan standar kompetensi tertentu.

Fotografi sendiri bisa diartikan sebagai berikut:

The word comes from the Greek words φως phos ("light"), and γραφίς graphis ("stylus", "paintbrush") or γραφή graphê ("representation by means of lines" or "drawing"), together meaning "drawing with light."

OK, walau bukan fotografer, bukan berarti kita tidak berhak memperoleh hasil foto yang berkualitas. Baik dari sisi teknis maupun estetikanya. Nah, dalam artikel ini kita akan coba mengulas bagaimana cara membuat foto yang baik. Dengan menerapkan beberapa tips sederahana dijamin foto Anda tidak kalah dengan fotografer profesional. Artikel ini ditujukan untuk mereka yang baru saja menyenangi jeprat-jepret (seperti saya), bukan fotografer profesional.

Beberapa hal harus kita fahami untuk menjadi dasar pembuatan foto yang baik. Mulai dari masalah pencahayaan, fokus, komposisi, kecepatan, diafrahma, dan lainnya. Jangan khawatir, kita gak akan bahas teknis nya dengan rumit. Pembahasan akan dibuat bertahap (tergantung kesempatan menulinya he he he).

Nah, hal pertama yang perlu kita fahami bahwa membuat foto pada dasarnya melukis dengan cahaya. Semua kamera apapun merek dan berapapun harganya, punya 1 prinsip yang sama, yaitu memasukkan cahaya lewat lensa dan direkam lewat film atau sensor di dalam badan kamera. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa bagaimana kualitas cahaya yang masuk ke lensa kita sangat menentukan bagaimana kualitas foto kita nantinya.

Cahaya yang masuk harus tepat sedemikian rupa supaya foto kita tidak terlalu gelap (under exposore=UE), juga tidak terlalu terang (over exposure=OE). Umumnya kamera-kamera produk terbaru saat ini sudah dilengkapi dengan pengaturan otomatis. Jadi, dengan menyetel kamera pada mode tertentu, kita tidak perlu terlalu pusing dengan pengaturannya. Pengaturan akan dilakukan oleh otak digital yang ada di dalamnya. Tentu saja intepretasi tepat tidaknya pencahayaan tentu sesuai selera si kamera itu sendiri. Sari sisi art nya, kadang kita bisa saja tidak puas dengan hasilnya dan ingin melakukan penyetelan sendiri. Tapi... nanti lah kita bahas lebih lanjut.

Bila Anda ingin mengambil suatu foto dengan cepat, mode scene cocok bagi yang tidak mau repot. Pilihlah salah satu scene yang telah diset pabrik yang sesuai dengan foto yang akan diambil. Misalnya Anda ingin membuat foto potret seseorang, pilihlah set yang berlogo .... Umumnya pabrik sudah menyetel kecepatan rana, diafrahma, blitz dan lainnya agar memperoleh exposure yang tepat. Begitu juga bila Anda ingin membuat foto makro, pilihlah scene dengan logo..... Dan seterusnya.

Dengan memilih mode scene yang tepat merupakan satu langkah untuk memperoleh exposure yang tepat. Bagaimana untuk memperoleh setting exposure diluar yang telah disetel pabrik? Bagaimana untuk membuat efek kreatif lainnya? Nah, tunggu tulisan berikutnya (Saya cariin sumbernya dulu...dan hmmm mood untuk menulisnya).